Sosok buta huruf yang
penghasilannya kini menembus angka 1,5 Miliar Rupiah per bulan
Nasib manusia di masa depan, tentu
tak bisa diketahui dengan pasti. Bagi orang-orang yang miskin, mungkin mereka
sering diremehkan dan dipandang tak mempunyai masa depan yang jelas di kemudian
hari. Namun siapa sangka, sosok kuli bangunan tamatan SD ini telah mematahkan
anggapan tersebut. Ia justru bangkit dan meraih kesuksesan dengan sebuah usaha
yang dirintisnya.
Ya, itulah yang kini ada pada
seorang Sanawi, pengusaha es krim dengan omset miliaran perbulannya. Yang
menarik, ia sendiri dulunya merupakan mantan kuli bangunan yang bergelut dengan
kemiskinan setiap harinya. Sanawi pun hanya mengenyam pendidikan hingga jenjang
sekolah dasar saja. Meski begitu, ia bisa bangkit dan menuai sukses berkat
kegigihan dan ketekunannya membangun bisnis es krim. Seperti apa perjalanan
sukses mengelola usaha kulinernya? Simak ulasan berikut.
Pemuda miskin yang tak pernah
berhenti berusaha
Sempat jadi penggembala sapi dan
kuli bangunan
Kemiskinan yang melilit diri Sanawi
dan keluarganya, membuat ia harus puas hanya mengenyam pendidikan di bangku
sekolah dasar. Pria yang tak panda membaca dan menulis tersebut, bahkan rela
menjadi penggembala sapi demi membantu keuangan keluarga. Ia juga sempat nekat
merantau di Jakarta, bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dan tukang cat
borongan. Pada 2006 silam, Sanawi membulatkan diri merantau ke Samarinda,
Kalimantan Selatan, demi memperbaiki masa depan dan kehidupan keluarganya.
Dirinya kembali menjadi kuli bangunan di kota tersebut.
Kegigihan dan ketekunan yang
membuahkan hasil maksimal
Ilustrasi jualan es krim pakai
sepeda
Profesi kuli bangunan yang dirasa
tak memberikan penghasilan yang memadai, membuat Sanawi memutar otak. Ia
akhirnya memilih berjualan es krim dengan modal Rp 60.000 hasil pinjaman dari
temannya. Setiap hari, ia berkeliling menjajakan dagangannya dengan mengayuh
sepeda pancal. Tak jarang, ia kerap diusir oleh orang tua agar anak mereka tak
membeli es krim buatannya. Meski begitu, ia tetap tekun dan gigih terhadap
pendiriannya. Usaha tersebut menghasilkan Rp 150 ribu setiap hari. Lebih besar
dari pendapatannya sebagai kuli bangunan.
Sosok yang pantang menyerah untuk
belajar
Niat belajar yang tak pernah surut
Sedikit demi sedikti, Sanawi
berhasil menyisihkan sebagian keuntungan usahanya tersebut untuk berinvestasi.
Uangnya ia gunakan untuk membeli sepeda motor. Sanawi juga nekat mengajukan
pinjaman ke bank untuk membeli mobil pick-up. Karena ingin maju dan sukses, ia
kerap meminta bantuan anaknya untuk belajar membaca. Salah satu caranya yang
tergolong sangar adalah, ia mencoba berbaur dengan pengusaha es krim yang telah
sukses terlebih dahulu. “Kalau mau kaya, kumpulnya dengan orang kaya, jadi
ilmunya bisa tertular,” ujarnya. Keren bin paten. Patut ditiru nih caranya
Saboom!
Tak lupa dengan kondisi sekitarnya
Ajak teman sesama kuli untuk sukses
bersama-sama
Perlahan tapi pasti, usaha es krim
Sanawi mulai menanjak. Ia kemudian menerapkan teknik merekrut orang terdekat
yang dikenal, untuk diajak menjadi mitra usahanya. Sanawi menjadi distributor
yang memasok kebutuhan usaha bagi temannya yang berminat. Bisnisnya pun berkembang
semakin pesat. Selama tiga tahun berusaha, ia telah memiliki 400 pengecer yang
disebut sebagai mitra pada 2010. Tak hanya itu, Sanawi juga sering memberikan
pelatihan dan berbagi tips kepada mitranya agar mereka juga ikut berkembang.
“Saya tak ingin orang yang menjadi mitra saya tak berkembang,” tuturnya. Karena
itu, ia terus memantau setiap penjualan dan perkembangan usaha mereka.
Bisnisnya berkembang semakin pesat
Ketekunannya membuahkan hasil yang
maksimal
Berkat kerja kerasnya, Sanawi
berhasil mendirikan pabrik es krim di Kudus, Jawa Tengah. Ia juga mulai
memproduksi cone. Pabriknya bahkan bisa menghasilkan 40.000 cone dalam sehari.
Dalam sebulan, Sanawi mampu menjual hingga 9.000 ember es krim dengan omset
miliaran rupiah. Tak puas, Sanawi juga menekuni bisnis Supermaket, jasa
penyewaan kontainer serta pengolahan bebek dan ayam beku. Semua usaha tersebut
dilabeli dengan nama Vanesa. Frasa “Vane” berasal dari nama anaknya dan “sa”
merupakan singkatan dari nama depan Sanawi. Merek itu ia patenkan dua tahun
lalu.
Empat kunci yang jadi adalan Sanawi
agar sukses dalam hidup
Sanawi menuai sukses lewat filosofi
URIP-nya
Pahit getir dan manisnya kehidupan
yang telah dijalani oleh Sanawi, telah memberikan sebuah pengalaman yang sangat
berharga bagi dirinya. Untuk itu, ia berbagi sebuah rumus kesuksesan yang bisa
diterapkan oleh siapa saja. Kuncinya ada empat, yaitu Usaha, Rukun, Iman dan
Percaya diri. Semua disingkat menjadi URIP, yang dalam bahasa Jawa merupakan
kehidupan. Ia juga meyakinkan bahwa, setiap usaha keras yang dilakukan, tak
akan mengkhianati hasilnya di kemudian hari.
Kesuksesan Sanawi dalam memutar
roda kehidupan, menjadi sebuah kisah perjuangan melawan keterbatasan yang bisa
diambil hikmahnya. Ia sukses menjungkir balikan anggapan bahwa hanya orang kaya
dan berpendidikan yang bisa berhasil di masa depan. Dengan prinsip URIP-nya,
Sanawi menyadarkan kita bahwa masih ada banyak jalan untuk meraih kesuksesan
meski berada dalam keterbatasan.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar