Austin - Punya rumah sendiri jadi
impian terpendam setiap anak milenial. Namun apa dikata, harga satu rumah
sederhana nyatanya bisa mencapai ratusan juta dan bikin kelabakan.
Akhirnya banyak juga yang harus
melakukan cicilan pembayaran sampai puluhan tahun demi satu rumah. Sebab makin
hari memang makin banyak anak muda yang ingin mendapatkan tempat tinggalnya
sendiri.
Melihat kendala ini, sebuah
organisasi bernama New Story yang berbasis di Amerika Serikat (AS) berhasil
membangun rumah dengan teknologi 3D printing.
Dilansir Ufunk, Minggu (22/4/2018),
teknologi 3D printing ini memungkinkan sebuah rumah dibangun hanya dengan biaya
US$ 4000 atau hanya Rp 55 juta saja. Bukan sembarang rumah, tempat tinggal ini
juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Mesin teknologi 3D ini bekerja
langsung dengan sedikit campur tangan dari manusia. Kerangka atau pun adukan
semen yang biasanya dikerjakan oleh manusia bisa dilakukan dengan efisien oleh
mesin ini. Alhasil, dalam kurang waktu 24 jam satu rumah bisa langsung berdiri.
Rumah 3D Printing ini sudah
diujicoba dan dibangun di Austin, AS. Mereka mengatakan bahwa proyek ini ditujukan
untuk negara-negara berkembang yang membutuhkan tempat tinggal yang nyaman
namun tak mahal.
Tak cuma canggih dan hits, rumah
ini juga didesain agar ramah lingkungan dan bisa dimodifikasi sesuai keinginan
pemiliknya.
Bukan yang Pertama
Rumah dengan Komponen yang Dibuat
dari 3D Printer. Kredit: Singapore Centre for 3D Printing
Teknologi 3D Printing yang
digunakan dalam pembangunan rumah seperti yang disebutkan di atas tentu bukan
yang pertama.
Pada Maret 2017 lalu, sebuah
perusahaan bernama Apis Cor berhasil membuat rumah dengan mengandalkan printer
3D dalam waktu kurang lebih 24 jam.
Dikutip dari The Next Web, Selasa
(7/3/2017), ukuran rumah yang dibangun memang terbilang tak terlalu besar, luas
rumah ini hanya 38 meter persegi.
Kendati merupakah hasil cetak tiga
dimensi, rumah yang dibangun dari beton campuran ini disebut mampu bertahan
selama 175 tahun. Rumah berbentuk lingkaran ini dibangun di Moskow dan
merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan setempat.
Untuk membangun rumah tersebut,
Apis Cor menggunakan printer berbentuk crane yang dapat dengan mudah
dipindahkan. Printer ini juga memiliki sistem kerja yang berbeda mesin
kebanyakan, sebab mesin ini dpaat membangun rumah langsung dari awal.
Sebagai informasi, kebanyakan mesin
cetak 3D biasanya akan mencetak bagian-bagian rumah terlebih dulu secara
terpisah. Setelah itu, baru bagian-bagian tersebut dirakit menjadi satu rumah.
Karenanya, sistem yang diperkenalkan Apis Cor ini terbilang baru.
Biaya yang diperlukan untuk
membangun sebuah rumah pun terbilang terjangkau. Perusahaan yang berbasis di
San Fransisco ini mengungkap biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah rumah
dengan luas 36 meter persegi sekitar US$ 10.134 atau Rp 135 juta.
Rencananya, rumah hasil cetak 3D
ini dapat digunakan untuk membantu rumah korban bencana alam yang rusak. Selain
itu, rumah ini dapat dipakai di sejumlah wilayah-wilayah tertentu yang
mengalami krisis tempat tinggal.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar