Bukan hanya di Indonesia, banyak
orang di dunia percaya bahwa ular memiliki daya ingat yang kuat terhadap
manusia yang pernah menyakitinya.
Sebagai contoh, jika seseorang
membunuh ular, baik yang disengaja maupun tidak, maka tinggal menunggu waktu
balas dendam dari pasangan hewan reptil mendesis tersebut.
pada Senin (26/2/2018),
kepercayaan terkait telah melekat cukup kuat di banyak masyarakat di Asia
Pasifik, terutama di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Film-film Bollywood disebut bertanggungjawab
mempopulerkan mitos mengenai pembalasan ular terhadap manusia.
Dimulai dari legenda tentang
siluman ular bernama Nagin, yang berjuang menuntut balas atas kematian
pasangannya.
Selanjutnya, industri perfilman
Bollywood banyak mengembangkan kisah ini menjadi berbagai mitos urban tentang
balas dendam ular kepada manusia, yang ironisnya, dipercaya oleh khalayak luas.
Berikut adalah tiga mitos yang
kerap dipercaya oleh publik mengenai balas dendam ular pada manusia.
1. Ular Ingat Manusia yang
Menyakitinya
Menurut mitos, ular akan
mengingat manusia yang pernah menyakitinya. Hewan tersebut bahkan berpotensi
balas dendam. Benarkah demikian?
Faktanya, ular bukanlah hewan
pendendam, dan tidak memiliki kecerdasan untuk mengingat orang ataupun tempat
di mana ia disakiti. Ular adalah termasuk hewan berkarakter defensif, di mana
ia akan menyerang manusia ketika merasa terancam.
Ular tidak akan langsung
menyerang manusia saat berpapasan, melainkan memberi peringatan untuk
menyingkir.
Manusia akan benar-benar diserang
jika tidak menggubris desis peringatan ular, karena hal itu dianggap sebagai
perlawanan oleh ular.
2. Jika Seekor Ular Mati Dibunuh,
Pasangannya Akan Balas Dendam
Dalam sejumlah film dikisahkan,
jika seekor ular mati maka pasangannya akan memburu manusia yang membunuhnya.
Balas dendam.
Faktanya, ular tidak memiliki
cukup kemampuan untuk mengingat suatu obyek dalam jangka waktu lama. Inilah
mengapa ular disebut tidak memiliki insting pendendam.
Lebih dari itu, ular sejatinya
tidak memiliki sikap 'persahabatan' dengan komunitasnya, apalagi sampai
berpasangan seumur hidup dengan satu lawan jenis.
3. Bangkai Dijaga Pasangan
Mitos ini tidaklah benar. Ular
tidak memiliki ikatan sosial sekuat itu. Alasan paling masuk akal adalah, jika
Anda melihat seekor ular di suatu tempat, sangat mungkin Anda berada di dekat
habitat ular tersebut, sehingga bukan hal aneh menemukan ular-ular lain
berkeliaran di sekitarnya.
Penjelasan lainnya adalah, ketika
'musim kawin', terkadang ular jantan mendekati bangkai ular betina untuk
berhubungan intim.
Alasan bangkai ular betina mampu
menarik perhatian ular jantan, bukan karena gender, melainkan masih aktifnya
sinyal kimia di tubuhnya. Hal inilah yang menjadikan ular jantan tertarik,
tanpa mencari tahu pasti kondisi fisik ular betina yang didekatinya.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar